Resensi Novel Dear Nathan

Resensi Novel Dear Nathan

Identitas Buku
Judul Buku: Dear Nathan
Pengarang: Erisca Febrianti
Penerbit: Best Media
Tahun Terbit : Maret 2016
Jumlah Halaman: 528 Halaman

Tentang Penulis



Erisca Febriani mengawali hobi menulisnya sejak kelas 2 SMP melalui media sosial seperti Facebook, kesukaannya terhadap Justin Bieber menginspirasinya menulis cerita dalam bentuk Fiksi penggemar. Kecintaannya dalam dunia tulis-menulis terus berlanjut hingga di penghujung SMA, dia menantang dirinya untuk memosting cerita di Wattpad berjudul Dear Nathan dan tanpa disangka-sangka, cerita tersebut disukai oleh para remaja dan berhasil menjadi trending nomor satu di daftar Fiksi Remaja, terbitnya novel Dear Nathan pun tidak selalu mulus. Dia mengaku sempat ditipu oleh self-publishing sebelum akhirnya sebuah penerbit tertarik menerbitkan secara masif.

Sinopsis Dear Nathan








Novel ini bergenre roman yang berkisah tentang masa putih abu-abu. Di dalamnya dikisahkan 2 orang yang memiliki dua kepribadian yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Gadis lugu Salma yang selalu takut kalau berbuat salah tapi pindah ke sekolah barunya yang penuh dengan anak-anak urakan. Keadaan ini membuat Salma sangat tidak nyaman, terlebih saat hari pertamanya dia harus telat sekolah.
Namun saat itu dia lolos dari hukuman karena dibantu seorang cowok bernama Nathan, si pembuat onar. Keduanya semakin akrab, Nathan merasa Salma memiliki pengaruh positif terhadap dirinya, sehingga dia ingin selalu dekat. Semakin sering menghabiskan waktu bersama, rupanya keduanya memiliki perasaan yang sama tapi tidak diutarakan. Nathan tidak berani mengatakan perasaan sebenarnya karena kejutekan Salma padanya.
Kelebihan Buku
Novel ini memiliki cerita yang epic tentang anak muda di masa putih abu-abu, yang mampu membawa pembaca ikut di dalamnya. Karakter Nathan sungguh susah ditebak, dibalik tipikal yang urakan dia tidak suka menyakiti hati cewek.
Kekurangan Buku
Banyak penggunaan diksi yang tidak pas pada novel Nathan ini, seringkali pembaca menemukan pemilihan diksi yang tidak pas saat membacanya. Pembaca merasa tidak cocok dengan penggunaan saya pada karakter Nathan yang sebenarnya bad guy.
Sumber:

Comments

Post a Comment